(ProgresifNews.com) LAMPUNG TENGAH—-Viralnya pemberitaan mutasi salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Tengah, ditanggapi oleh ditanggapi oleh Camat Way Seputih, Sahroni.
Sahroni saat dikonfirmasi di Kantor Kecamatan Way Seputih, Selasa (7/3/2023), menjelaskan beberapa faktor terkait kegiatan Musriyatun sebagai ASN di lingkungan Disdikbud Lamteng dan juga ketua cabang salah satu organisasi kemasyarakatan.
Sahroni menyebutkan, koordinasi yang dilakukan dirinya hanyalah konfirmasi selaku pembina ASN di tingkat kecamatan karena yang bersangkutan adalah guru di SMPN 1 Way Seputih.
Sebagai camat dan pembina wilayah, menurut Sahroni banyak kegiatan Musriyatun yang dikeluhkan karena tidak adanya koordinasi setiap kegiatan yang Musriyatun lakukan.
“Tidak hanya satu atau dua kali saja yang bersangkutan tidak melakukan koordinasi setiap kegiatan di kecamatan (Way Seputih) dan kampung di Way Seputih,” sebut Sahroni
Sehingga, atas tidak adanya koordinasi yang dilakukan Musriyatun, sebanyak enam kepala kampung di Way Seputih membuat surat laporan keresahan.
“Enam kepala kampung di Way Seputih resah dengan aktivitas Musriyatun yang menggelar pengajian di kampung tanpa mengkonfirmasi mereka satu kali pun,” bebernya.
Karenanya, sejak 27 Januari 2023 lalu, enam kepala kampung bersurat keberatan para kepala kampung kepadanya karena tidak adanya koordinasi setiap kegiatan Musriyatun di Way Seputih.
Terkait koordinasi yang ia lakukan selaku koordinator wilayah, Sahroni menjelaskan jika selaku ASN seringkali kegiatan Musriyatun terlibat dalam politik praktis.
“Kegiatan pengajian yang digelar oleh yang bersangkutan banyak melibatkan pengurus partai (politik) tertentu, sehingga itu bertentang dengan status (netralitas) dia sebagai ASN,” ungkapnya.
Akibat keluhan dan langkah Musriyatun dalam berkegiatan, sehingga Sahroni selaku Camat Way Seputih juga mengajukan surat usulan mutasi kepada Bupati Musa Ahmad tertanggal 30 Januari 2023.
“Sebagai pembina di level kecamatan, saya memfasilitasi ke level atas (Disdikbud) untuk yang bersangkutan bertemu dengan dinas (Disdikbud) di Nuwo Balak (Rumah Dinas Bupati Lamteng) untuk mendapatkan klarifikasi ibu Musriyatun,” imbuhnya.
Terkait upaya pembinaan yang dilakukan pihaknya lanjut Sahroni, yang Musriyatun beralasan orangtunya sakit, namun setelah dikonfirmasi alasan tersebut tidak benar.
“Saat itu juga saya datang ke rumah ibu Musriyatun di Kampung Tanjung Krajan (Seputih Banyak), saya ketemu dengan ayuk (kakak) beliau yang bernama Rubi, ia bilang kalau ayahnya sehat dan saat itu sedang mencari rumput (pakan ternak),” imbuhnya.
Saat dikonfirmasi, Sahroni juga memperlihatkan surat terkait laporan dari enam kepala kampung, serta surat dari dirinya ke Bupati Lampung Tengah.
Terpisah Kakam Sanggar Buana, Sarjono, membenarkan adanya keresahan enam kepala kampung akan aktivitas Musriyatun di Way Seputih.
Sarjono mengatakan, sebagai pembina di tingkat kampung, para kepala kampung tidak pernah dikonfirmasi atau dilibatkan dalam kegiatan organisasi kemasyarakatan yang dipimpin Musriyatun.
“Kami (kepala kampung) tidak pernah dilibatkan, padahal sebagai pembina organisasi kemasyarakatan, kami berhak tahu atau minimal dilibatkan,” terang Sarjono.
Karena itu, karena tidak adanya niat berkoordinasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh Musriyatun, enam kepala kampung di Way Seputih bersurat kepada camat untuk melakukan evaluasi terhadap Musriyatun.
Editor : Palepi